Story of Pintalan Harapan (Prose)
Pintalan Harapan
Lahir dikeluarga
yang begitu mapan, mengantarkan syahfitri menjadi seorang putri di daeranya.Terlahir
sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari ayah Sobihin dan ibu Syahriani menjadikan
beliau sebagais seorang putri yang nyata. Beliau Lahir pada tanggal 08 agustus
1996, tepatnya di desa Gondang, kec. Kandis, provinsi Riau. Beliau merupakan seorang
yang ramah, berbudi luhur, dan juga cermat sehingga ia cukup dikenal dikalangan
masyarakat didaerah tersebut.
Syahfitri tinggal
di desa yang bisa dikatankanlah jauh dari apa yang diharapkan,mengingat pertumbuhan
penduduk yang terus berkembang dan hal itu tidak sebanding dengan fasilitas-fasilitas
yang ada, seperti puskesmas, pendidikan dan sebagainya. Sadar akan kondisi wilayah
yang jauh dari perhatian pemerintah, syahfitri berniat untuk mengubah tempat tinggalnya
itu menjadi lebih baik, sehingga terbesit di dalam fikirannya untuk melanjutkan
pendidikanya kejenjang selanjutnya.
Pada umumnya
tingkat pendidikan didaerahtersebut hanya sampai pada jenjang SMA setelah itu,mereka
akan bekerja dan juga menikah. Melihat sempitnya pemikiran generasi didaerah tersebut
ayahandanya pun berinisiatif untuk melanjutkan pendidikan anaknya yang baru tamat
SD keluar daerah tersebut, tepatnya di kota medan.
Di kota ranah
Batak yang begitu keras, Syahfitri harus bertahan menjalani kehidupan di
usianya yang masih dini ini. Ia tinggal sendiri di sebuah kontarakan yang tak jauh
dari tempatnya menuntut ilmu, tepatnya SMP N 1 Besitang, kab. Langkat, Sumatra
Utara. Sebenarnya ia memiliki seorang kerabat, namun jauh dari SMP tempat ia menimba
ilmu. Hari-harinya ia lalu seorang diri, tanpa adanya orang tua disana tak menjadikan
beliau menjadi anak yang lemah. Dengan pemikirannya yang begitu teguh ia percaya
bahwa suatu saat perjuangannya ini akan bermanfat untuk dirinya, orang tuanya dan
pembangunan desanya sesuai cita-citanya.
Butuh waktu
2 tahun untuk ia dapat berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Ia memulai membuka
diri terhadap lingkunganya ketika ia merasa simpati terhadap seorang temanya
yang pada saat itu tak memiliki seorang pun teman dikelasnya, beliau bernama Cahyani
Friyanti. Dengan mengetahui latar belakang temanya yang begitu rumit, iya merasa
beruntung dan termotivasi untuk lebih giat dalam belajar.
Dengan motivasi
yang mengalir didalam hatinya, iya pun mengangkat temanya tersebut dari keterpurukan
yang ada di depan matanya. Seiring waktu berjalan mereka pun akrab dan kerap
kali belajar bersama sehingga mereka mempunyai keinginan yang begitu besar untuk
meraih kesuksesaan dimasa depan .Al hasil dengan usaha mereka yang begitu gigih,
mengantarkan mereka lulus dengan nilai yang sangat memuaskan pada tahun 2011 di
SMP N 1 Besitang tersebut.
Setalah lulus
dari SMP tersebut, Syahfitri dan temanya Friyanti memutuskan untuk berpisah dikarenakan
syahfitri harus kembali ke daerah asalnya untuk melanjutakan pendidikannya ke
SMA LKMD Kandis. Disinilah iy amemulai lembaran putih abu-abunya. Akan tetapi ia
tetap tinggal sendiri di sana,mengingat jarak dari rumah orang tua ke lokasi tempat
ia menutut ilmu itu berjarak 1 jam.
Dari
pengalaman yang ia dapatkan sebelumnya, iya banyak belajarar tihidup sehingga iya
tidak menemukan kesulitan hidup di perantauan lagi. Ia memulai keseharianya seperti
biasanya seperti halnya ketika ia berada di SMP, selalu sendiri dan serba sendiri.
Setelah lulus
dari SMA tersebut pada tahun 2014, ia mulai mewujudkan impianya dengan melanjutkan
pendidikan kejenjang University tepatnya University of Lancang Kuning. Disini, ia mengalami banyak perubahan
dimulai dari aktif didalam kelas, terjun kelapangan untuk mendidik anak-anak
yang kurang mampu di daerahnya,berpenampilan seperti halnya seorang guru,berkontribusi
menggalang dana guna untuk mendirikan sebuah perpustakaan didaerahnya dan berpartisipasi
dalam beberapa rapat koperasi. Ini merupakan beberapa langkah awal untuk mewujudkan
cita-citnya.
Berbeda dengan
anak padau mumnya yang merasakan masa indahnya pada masa putih abu-abu atau masa-masa
SMA, dimasa university inilah ia mersa begitu sangat hidup dan menjalani keseharianya
yang penuh warna ;dimulai dari bergadang mengerjakan tugas, rajin keperpustakaan
untuk mencari reference, bercanda tawa dengan teman-teman seperjuangannya dan sebagainya.
Dengan senyuman di setiap harinya menjadikan ia sebagai seseorang yang
berkarisma dan ceria.
Selang 6
bulan selesainya semester pertama, dengan dedikasinya yang tinggi mengatarkan beliau
meraih ipk yang cukup memuaskan, yakni 3,57. Ia sangat bersyukur atas apa yang
ia dapatkan dari jerih payahnya. Namun bukan berarti ia puas sampai di situ
saja, iya malah lebih giat lagi dalam belajar.
Lanjut disemester
kedua ia sangat termotivasi dalam belajar. Peningkatan yang cukup pesat ini di
sebabkan oleh beberapa hal yang memacu motivasinya menjadi lebih giat lagi
,seperti : dukungan dari orang tuanya, adanya kesadaran dalam mentransfer ilmunya
kepada orang lain, ia menyukai seluruh pelajaran pada semester ini dan sebagainya.
Hal ini menjadikan ia sebagai sosok yang lebih dewasa dari sudut pandang teman-temanya.
Comments
Post a Comment