Pendekatan Pembelajaran
“PENDEKATAN
PEMBELAJARAN”
“Belajardan Pembelajaran”
Dosen Pengampu
Desti
Kasryanti, S. Pd., M. Pd.
DisusunOleh:
·
T
M Ridhani (1588203047)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LANCANG KUNING
PEKANBARU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap
anak memiliki daya tangkap yang berbeda-beda dalam memahami suatu informasi, melakukan
proses belajar dan begitu pula dengan pola tingkah laku yang masih
berubah-rubah atau labil. Ada yang cepat belajar danada juga yang lambat dalam
memahami suatu informasi, ada yang nakal dan ada juga yang pendiam, sehingga hal-hal
itu dapat menghambat proses belajara dan mengajar.
Dari hal-hal yang berbeda itu, kerap kali
pendidik mendapat kesulitan dalam memberikan informasi dan membentuk karakter
anak dikarenakan kurang bahkan tidak mengertinya langkah-langkah pendekatan
kepada anak.Ketidak pahaman seorang pendidik akan pendektan yang tepat dalam
membentuk karakter anak akan mempengaruhi kepribadian dan psikologi anak dimasa
depan.Maka tak heran di zaman yang modern ini kita sering melihat dan mendengar
kasus-kasus kekerasan bahkan hingga kematian anak yang di latar belakangi oleh pendekatan
yang tak sesuai antara pendidik dengan anak.
Dengan memahami pendekatan pembelajaran, tentunya
kita dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan mengenal keperibadian anak,sehingga
kita dapat menemukan permasalahan-permasalah yang tengah dihadapi anak guna
untuk membentuk karakter setiap anak bahkan menyusuaikan antara tingkah laku
dan pelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis
menemukan beberapa permasalahan yang tengah di hadapi saat ini berupa:
1.
Apakah pendekatan pembelajaran itu ?
2.
Apa fungsi pendekatan pembelajaran itu ?
3.
Bagaimana dan apa saja ragam pendekatan
pembelajaran itu?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pendekatan
pembelajaran
2. Untuk mengetahui fungsi
pendekatan pembelajaran
3. Untuk mengetahui ragam dari
pendekatan pembelajaran
4. Untuk menambah pengetahuan
pembaca.
BAB II
ISI
2.1 Pendekatan Pembelajaran
Dalam pengertian yang luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan pembelajaran(teaching approach) adalah suatu rancangan ataukebijksanaan dalammemulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaranyang memberikan arah dan corak metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan . Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dalam pengertian yang luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan pembelajaran(teaching approach) adalah suatu rancangan ataukebijksanaan dalammemulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaranyang memberikan arah dan corak metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan . Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Menurut
Wahjoedi (1999:121) pendekatakan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan
belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga
dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran dibagi atas dua jenis pendekatan, yaitu:
a. pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach). Pada
pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
b. pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). Pada
pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
2.2
Fungsi pendekatan pembelajaran
a. Sebagai pedoman umumdalam menyusun
langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan
b. Memberikan garis rujukan untuk
perancangan pembelajaran
c. Menilai hasil-hasil pembelajaran
yang telah dicapai
d. Mediaknosis masalah-masalah belajar
yang timbul
e. Menilai hasil penelitian dan
pengembangan yang telah dilaksanakan.
2.3Ragam Pendekatan Pembelajaran
Ada begitu banyak pendekatan pembelajaran yang
diajarkan pada siswa untuk mempelajari bidang studi atau materi pelajaran yang
sedang mereka tekuni, dari yang paling klasik hingga yang paling modern, antara
lain:
a. Pendekatan
Hukum Jost
Menurut
Rever (1988), salah satu asumsi penting yang mendasari Hukum Jost (Lost’s Law)
adalah siswa yang lebih sering mempraktikkan materi pelajaran akan lebih mudah
memanggil kembali memori lama yang berhubungan dengan materi yang sedang ia
tekuni. Selanjutnya, berdasarkan asumsi Hukum Jost itu, maka belajar misalnya dengan
kiat 4 x 2 tidak lebih baik dari pada 2 x 4 walaupun hasil perkalian kedua kiat
tersebut sama. Maksudnya, mempelajari sebuah materi khususnya yang panjang dan
kompleks dengan alokasi waktu 2 jam per hari selama 4 hari akan lebih efektif
dari pada mempelajari materi tersebut dengan alokasi waktu 4 jam sehari tetapi
hanya selama 2 hari. Perumpamaan pendekatan belajar dengan cara mencicil
seperti contoh diatas hingga kini masih dipandang cukup berhasil, terutama
untuk materi-materi yang bersifat hafalan dengan menggunkan strategi menghafal,
meniru, menjelaskan, dan meringkas dengan tujuan pembenaran/ penyebutan kembali
materi.
b. Pendekatan
Baflard dan Clanchy
Menurut Baflard dan Clanchy (1990), pendekatan
belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengethuan
(attitude to knowledge). Ada dua macam siswa menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu:
sikap melestarikan yang sudah ada (conserving); dan sikap memeperluas
(extending). Siswa yang bersikap conserving pada umumnya menggunkaan pendekatan
belajar “reproduktif”(bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi)
sementara itu, siswa yang bersikap extending, biasanya menggunakan pendekatan
belajar “analitis” (berdasarkan pemilihan dan interpretasi fakta dan
informasi). Bahkan, diantara mereka yang bersikap extending cukup banyak
menggunakan pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu pendekatan spekulatif
(berdasarkan pemikiran mendalam), yang bukan saja bertujuan menyerap pengtahuan
melainkan juga mengembangkannya, dengan caraberfikir kritis, mempertanyakan,
menimbng-nimbang, berargumen serta bertujuan untuk pembentukan kembali materi
ke dalam pola baru/berbeda.
c. Pendekatan
Biggs
Menurut
hasil penelitian Biggs (1991), pendektan belajar siswa dapat dikelompokan ke
dalam tiga prototype (bentuk dasar), yakni:
1. pendekatan surface (permukaan/bersifat
lahiriah)
2. Pendekatan deep (mendalam)
3. pendekatan achieving (pencapaian
prestasi tinggi).
Dengan begitu John B. Biggs menyimpulkan bahwa
prototipe-prototipe pendekatan belajar
itu pada umumnya digunakan para siswa berdasarkan motifnya, bukan karena
sikapnya terhadap pengetahuan, dengan cara sengaja mencari kemungkinan dan
penjelasan baru, berspekulasi dan membuat hipotesis beserta bertujuan untuk menciptakan/mengambangkan
materi pengetahuan.
d. Pendekatan
Konstektual
Pendekatan
Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam
konteks ini siswa perlu mengerti makna belajar, manfaatnya, dalam status apa
mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa
yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang
bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.
Dalam pengajaran kontekstual, memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu:
a. Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistis dan relevan.
d. Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu, tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok, dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hafalan.
Dalam pengajaran kontekstual, memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu:
a. Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
b. Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
c. Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapat memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistis dan relevan.
d. Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu, tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok, dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membantu siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
e. Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hafalan.
e. Pendekatan
Konstrutivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan
pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas
siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan
diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini, peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Secara umum yang disebut konstruktivisme adalah menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial.Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, tetapi terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini, peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Secara umum yang disebut konstruktivisme adalah menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial.Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, tetapi terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains.
Beberapa
pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial
dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial);sedangkan yang lain
seperti Piaget melihat konstruksi individu (konstruktivisme individu) yang
utama.
a. Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya
b. Konstruktivisme sosial
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial,yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat budaya,dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme,pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
4. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
a. Konstrukstivisme Individu
Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya
b. Konstruktivisme sosial
Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial,yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial,alat-alat budaya,dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme,pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.
4. Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
f. Pendekatan
Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach)
adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih
kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.Dalam
sistem deduktif yang kompleks,peneliti dapat menarik lebih dari satu
kesimpulan.Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan
dari sesuatu yang umum kesesuatuyangkhusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan,prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau penerapan aturan,prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
g. Pendekatan
Induktif
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut.Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
APB Statement No. 4 adalah contoh dari penelitian induksi, statement ini adalah suatu usaha APB untuk membangun sebuah teori akuntansi.Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dijelaskan di dalam pernyataan (statement) dibangun berdasarkan observasi dari praktek yang ada.
Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
APB Statement No. 4 adalah contoh dari penelitian induksi, statement ini adalah suatu usaha APB untuk membangun sebuah teori akuntansi.Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) yang dijelaskan di dalam pernyataan (statement) dibangun berdasarkan observasi dari praktek yang ada.
h. Pendekatan
Konsep
Pendekatan
konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep
adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama.
Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.Pendekatan
Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
a. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
b. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
c. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
d. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan
e. Konsep yang benar membentuk pengertian
f. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
a. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
b. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
c. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
d. Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu:
1. Tahap enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
a. Pengenalan benda konkret.
b. Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.
c. Pengamatan,penafsiran tentang benda baru
2. Tahap simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan:
a. Simbol,lambang,kode,seperti angka,huruf. kode,seperti (?=,/) dll.
b. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya.
c. Memberi nama,dan istilah serta defenisi.
3. Tahap ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak,seperti Menyebut nama,istilah,defmisi,apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
a. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
b. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
c. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
d. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalarnan
e. Konsep yang benar membentuk pengertian
f. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
a. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
b. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
c. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
d. Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu:
1. Tahap enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
a. Pengenalan benda konkret.
b. Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.
c. Pengamatan,penafsiran tentang benda baru
2. Tahap simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan:
a. Simbol,lambang,kode,seperti angka,huruf. kode,seperti (?=,/) dll.
b. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya.
c. Memberi nama,dan istilah serta defenisi.
3. Tahap ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak,seperti Menyebut nama,istilah,defmisi,apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
i.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan proses
adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan
ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini
penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan
melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga
harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan
percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup
kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan
sebagainya.
j.
Pendekatan Sains, Teknologi, dan
Masyarakat
Pendekatan
Science,Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains,Teknologi dan
Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep,
keterampilan proses, CBSA, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
(Susilo,1999). Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris
disebut Sains Technology Society (STS), Science Technology Society and
Environtment (STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan Masyarakat. Meskipun
istilahnya banyak namun sebenarnya intinya sama yaitu Environtment,yang dalam
berbagai kegiatan perlu ditonjolkan. Sains Teknologi Masyarakat (STM) merupakan
pendekatan terpadu antara sains,teknologi,dan isu yang ada di masyarakat.
Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah
menghasilkan peserta didik yang cukup memiliki bekal pengetahuan,sehingga
mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam
masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang
telah diambilnya.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah
pendekatan konstruktivisme,yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep
di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kunci kesuksesan dalam membina
peserta didik adalah dengan melakukan sebuah pendekatan yang tepat untuk
membentuk karakternya,baik dari dalam maupun dari luar.Dengan pendekatan akan
membuat guru dan murid mendapatkan interaksi yang baik sehingga proses belajar
dan mengajar dapat di jalani dengan baik dan dapat menghasilkan murid yang
berkualitas. .
3.2 Saran
Dikarenakan pendekatan itu ada beraneka ragam,
pendidikharus cermat dalam memilih dan menggunakan pendekatan tersebut agar apa
yang di upayakan sesuai dengan yang di harapkan.
Daftar Pustaka:
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Janawi. 2013. Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Mettode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/. 12 September 2008.Fisika. 2013. Pendekatan Pembelajaran. http://r3nnysaputri.blogspot.co.id/2013/12/pendektan-pembelajaran.html?m=1. 12 Desember 2013.
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega. 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Janawi. 2013. Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Mettode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/. 12 September 2008.Fisika. 2013. Pendekatan Pembelajaran. http://r3nnysaputri.blogspot.co.id/2013/12/pendektan-pembelajaran.html?m=1. 12 Desember 2013.
Comments
Post a Comment